“Sekarang mulutnya sudah bisa dibuka, tumornya terus keluar sedikit demi sedikit.” Fika, asal Indonesia, mengalami tumor yang tumbuh di pipi kiri, menyerang pipi kiri, amandel, sinus maksilaris, dan bagian mulut. Tumor besar juga terbentuk di lidahnya, menyebabkan Fika sulit untuk bernafas, menelan, dan dia bahkan tidak bisa menutup mulut, sehingga mempengaruhi kualitas hidup. Setelah menerima terapi intervensi dan cryoablasi di Rumah Sakit Kanker Fuda Guangzhou, tumor tersebut berangsur-angsur mengecil dan lepas, membuat Fika dan keluarganya menjadi lebih percaya diri.

Tumor tumbuh liar dan kualitas hidup memburuk

Dua tahun lalu, Fika pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan karena rasa tidak nyaman di mulutnya. Dokter mengatakan bahwa ada sesuatu di mulutnya. 'Benda' itu seukuran ibu jari, dan ia bisa menggigitnya. Hasil CT menunjukkan bahwa ada tumor jaringan lunak berukuran 2,5cm x 3,5cm x 5,6cm di pipi kiri Fika. Dia menjalani reseksi bedah lokal, dan pemeriksaan patologi pasca operasi sarkoma myofibroblastic. "Fistula di pipi kiri timbul setelah operasi, dan selalu ada sekresi hijau yang dikeluarkan, dan terkadang darah mengalir, sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup."

Setelah Fika menjalani 6 rangkaian kemoterapi, kondisinya stabil. Namun stabilitas ini dipatahkan oleh pemeriksaan pada November 2022. Tumor Fika kambuh lagi dan semakin membesar, serta menyerang pipi, amandel, dan sinus maksilaris sehingga membuatnya kesulitan bernapas dan menelan. Bukan itu saja, hal ini juga menyebabkan ia tidak bisa makan dengan normal dan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Setelah kemoterapi, selang makanan nasogastrik dipasang sebagai selang makanan, dan trakea dipotong supaya ia tidak kesulitan untuk bernapas, tetapi tumor pada mulut masih terus berkembang menjadi tumor yang cukup besar di bagian depan lidah, menonjol keluar mulut, membuat mulut tidak bisa ditutup.

"Saat itu tumornya membesar dua kali lipat, dan pemeriksaan patologis baru menunjukkan bahwa tumornya berjenis spindle cell rhabdomyosarcoma. Kami ingin melakukan operasi, tetapi hal itu tidak memungkinkan." Fika lalu pergi ke Malaysia untuk mencari pengobatan, namun dokter setempat hanya bisa memberikan kemoterapi sistemik, sehingga ayah Fika masih merasa tidak puas.

“Metode pengobatan tradisional mungkin tidak dapat menyelesaikan masalah putri saya.” Ayah Fika yang juga seorang dokter, sangat menyadari efek samping dari kemoterapi sistemik, dan dia ingin menemukan metode pengobatan baru untuk anaknya. Jadi ia terus belajar hingga akhirnya menemukan Rumah Sakit Kanker Fuda Guangzhou melalui Internet, dan menghubungi Dr. Liu Zhengping, kepala kantor Fuda Indonesia. Hanya karena pandemic Covid-19, Fika baru bisa berobat ke Fuda Maret tahun ini.

02 Intervensi + pembekuan, tumor menyusut dan lepas

"Ketika saya melihat pasien, kesan intuitif pertama saya adalah tumor yang menonjol keluar dari mulutnya besar dan berwarna hitam." Kata dr Xu Jiongyuan, direktur departemen di Rumah Sakit Kanker Fuda Guangzhou, tumor Fika telah memenuhi seluruh mulut dengan ukuran 10,2×7,7×10,3 cm. Di saat yang sama, Fika dalam keadaan yang lemah karena tidak bisa makan, jadi dia hanya bisa mengandalkan makanan yang di blender untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Dikombinasikan dengan riwayat medis masa lalu dan situasi pasien yang ada saat itu, dokter memberikan rencana perawatan setelah penilaian komprehensif: Pertama, embolisasi intervensi dan kemoterapi lokal TACE dilakukan untuk menyumbat pembuluh darah yang memasok tumor supaya tumor kelaparan dan mati; Kedua, tumor akan dibekukan dengan cryoablasi dalam dua tahap yaitu:

Langkah pertama adalah menghilangkan tumor di mulut yang menonjol keluar dari mulut;

Langkah kedua adalah ablasi tumor yang menginvasi sinus mandibula.

"Setelah pembekuan pertama, tumor di rongga mulut menyusut, dan tumor yang menonjol dari mulut jatuh dan lepas, sehingga membuat kondisi pasien menjadi jauh lebih baik." Direktur Xu Jiongyuan mengatakan bahwa setelah embolisasi intervensi kedua, hasil radiologi menunjukkan bahwa pewarnaan tumor relatif redup, dibandingkan dengan sebelumnya jelas memudar dan ruang lingkupnya jelas menyempit. Saat ini, cryoablasi kedua telah selesai, dan perawatan komprehensif akan dilakukan sesuai dengan kondisi Fika.

“Para dokter dan perawat sangat baik, dan perawatannya berjalan tepat waktu.” Ayah Fika memberi tahu kami bahwa 5 hari setelah perawatan intervensi pertama, sebagian besar tumor sudah nekrotik dan layu; 3 hari setelah cryoablasi pertama, tumor juga nekrotik dan jatu. Di satu bagian, tumor yang menonjol di bagian belakang juga benar-benar lepas, dan lidah bisa bergerak normal dan dapat dimasukkan kembali dengan aman di dalam mulut.

Selain efek kuratif yang baik, lingkungan dan pelayanan Fuda juga membuat Fika dan ayahnya terkesan. “Saya tidak bisa bahasa Mandarin, ternyata tidak masalah, karena Fuda memiliki penerjemah; saya tidak tahu jalan, tidak masalah, karena Fuda punya mobil khusus yang datang menjemput dan mengantar saya.” Fika mengatakan bahwa selama rawat inap, para tenaga medis selalu berkomunikasi dengan dia dan ayahnya. Tidak hanya sapaan, tetapi mereka juga peduli dan perhatian dalam kata-kata sehingga sangat menyentuh mereka dan membuat mereka merasa bahagia selama dirawat di RS Fuda. Mereka juga menantikan tahap perawatan selanjutnya untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik.