Beranda / Berita

Kanker Tertentu pada Orang Tua Bisa “Diwariskan” pada Anak-Anaknya

None

Date:2025-02-12Author:NoneFrom:#

Image_20250206155901.png

Dalam praktik klinis, kasus seperti ini sering ditemui: seorang ayah mertua didiagnosis menderita kanker lambung, dan setelah diperiksa, ibu mertua juga ditemukan menderita kanker lambung; seorang ibu didiagnosis menderita kanker serviks, dan bertahun-tahun kemudian, putrinya juga menderita kanker serviks. Kasus serupa seperti "kanker pasangan", "kanker ibu-anak", dan "kanker saudara kandung" cukup umum terjadi.

Apa yang terjadi? Pertama-tama, penting untuk mengklarifikasi bahwa kanker itu sendiri tidak menular.

Kanker terjadi ketika sel-sel normal dalam tubuh mengalami proliferasi abnormal karena paparan faktor karsinogenik jangka panjang, yang akhirnya membentuk tumor ganas. Sel tumor sama sekali berbeda dari bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya dalam hal morfologi, struktur, dan fungsi. Sel tumor tidak menular dan cepat mati setelah terlepas dari tubuh. Oleh karena itu, kontak dengan pasien kanker, berbagi peralatan makan, atau menghirup udara yang sama tidak akan menyebarkan kanker.

Pada titik ini, beberapa orang mungkin bertanya-tanya: karena banyak kanker disebabkan oleh virus dan bakteri, dan mikroorganisme ini menular, bukankah itu berarti kanker juga menular?

Faktanya, perkembangan kanker tertentu memang terkait dengan virus atau bakteri tertentu. Misalnya:

• Kanker nasofaring terkait dengan virus Epstein-Barr (EBV),

• Kanker hati terkait dengan virus hepatitis B (HBV),

• Kanker serviks terkait dengan human papillomavirus (HPV),

• Kanker lambung terkait dengan Helicobacter pylori.

Namun, penting untuk dipahami bahwa infeksi ini hanyalah penyebab potensial kanker, bukan bukti bahwa kanker itu sendiri menular. Lebih jauh, meskipun seseorang terinfeksi virus atau bakteri ini, mereka belum tentu mengembangkan kanker.

Apa Penyebab Anggota Keluarga Mengembangkan Kanker yang Sama?

Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan kanker. Namun, yang diwariskan bukanlah kanker itu sendiri, melainkan kerentanan terhadap kanker. Kanker tertentu terkait erat dengan mutasi genetik yang diwariskan, yang meningkatkan kemungkinan beberapa anggota keluarga mengembangkan jenis kanker yang sama. Secara klinis, ini dikenal sebagai kanker familial atau kanker keturunan. Pada tahun 2016, The Journal of the American Medical Association (JAMA) menerbitkan sebuah studi penting yang mengungkap bahwa sedikitnya 22 jenis kanker memiliki sifat keturunan dan dapat diturunkan melalui keluarga. Jika seorang saudara kandung didiagnosis dengan salah satu kanker ini, risiko saudara kandung lainnya terkena kanker yang sama meningkat sebesar 33% dibandingkan dengan populasi umum.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Oncology pada bulan Oktober 2020 oleh Mayo Clinic menganalisis data uji genetik dari 2.984 pasien kanker dan menemukan bahwa 397 pasien (1 dari  memiliki kanker yang terkait dengan mutasi gen keturunan. Ini berarti bahwa bagi pasien-pasien ini, kanker mereka terutama disebabkan oleh gen yang diwarisi dari orang tua mereka.

Namun, sebagian besar kanker—sekitar 90%—disebabkan oleh faktor eksternal daripada faktor keturunan. Lingkungan tempat tinggal, kondisi kerja, dan kebiasaan makan yang sama dalam satu keluarga juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan jenis kanker yang sama.

Selain itu, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat merupakan faktor utama lain dalam kasus kanker keluarga. Kebiasaan ini dapat mencakup merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurang olahraga, dan begadang.

Meskipun kanker memiliki kecenderungan turun-temurun, tidak perlu panik. Individu dengan riwayat kanker keluarga dapat mengambil tindakan pencegahan seperti mengurangi paparan karsinogen, mendapatkan vaksinasi terhadap HPV dan hepatitis B, menjalani pemeriksaan rutin, dan mempertahankan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko mereka.

Enam Jenis Kanker yang Mungkin "Disalin" pada Generasi Berikutnya

1. Kanker Payudara

Risiko kanker payudara seumur hidup pada populasi wanita secara umum adalah sekitar 1%. Namun, kanker payudara memiliki kecenderungan turun-temurun yang kuat, terutama di antara kerabat dekat. Jika seorang ibu menderita kanker payudara, risiko putrinya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita pada umumnya. Selain itu, mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 secara signifikan meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.

Rekomendasi: Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara harus memulai skrining kanker payudara sebelum usia 40 tahun untuk mencegah dan mendeteksi penyakit tersebut sejak dini.

2. Kanker Ovarium

Studi menunjukkan bahwa 10-15% kasus kanker ovarium terkait dengan faktor genetik, terutama mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2. Mutasi ini tidak hanya meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium tetapi juga dapat diturunkan melalui keluarga. Wanita dengan mutasi BRCA1 menghadapi risiko 40-60% terkena kanker ovarium, sedangkan mereka yang memiliki mutasi BRCA2 memiliki risiko 20-40%.

Rekomendasi: Wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium harus mulai melakukan skrining antara usia 30 dan 35 tahun.

3. Kanker Kolorektal

Pewarisan genetik merupakan faktor penting dalam kanker kolorektal. 20-30% kasus kanker kolorektal terkait erat dengan faktor keturunan, dengan 15% diklasifikasikan sebagai kanker kolorektal herediter. Ini termasuk poliposis adenomatosa familial (FAP) dan sindrom Lynch (kanker kolorektal non-poliposis herediter, HNPCC).

Rekomendasi: Individu dengan riwayat keluarga kanker kolorektal harus menjalani kolonoskopi setiap 1-3 tahun untuk deteksi dini.

4. Kanker Lambung

Individu dengan riwayat keluarga kanker lambung memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terkena penyakit ini dibandingkan dengan populasi umum. Di antara pasien kanker lambung muda, faktor keturunan sering kali berperan besar.

Rekomendasi: Skrining gastroskopi rutin direkomendasikan untuk deteksi dini. Jika gejala seperti nyeri perut bagian atas, kembung, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, atau kehilangan nafsu makan terjadi, perhatian medis harus segera dicari.

5. Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring memiliki predisposisi genetik dan pengelompokan regional yang kuat dan terkait erat dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Rekomendasi: Individu dengan riwayat keluarga kanker nasofaring harus menjalani skrining EBV secara teratur. Menghindari makanan kaleng berkadar natrium tinggi seperti ikan asin dan acar juga dapat mengurangi risiko, karena makanan ini meningkatkan risiko kanker nasofaring hingga 2-7 kali lipat. 

Tanda Peringatan: Bila Anda mengalami lendir hidung bercampur darah, hidung tersumbat terus-menerus, benjolan di leher yang tidak diketahui penyebabnya, atau efusi telinga tengah, segera lakukan pemeriksaan nasofaring.

6. Kanker Liver

Di Tiongkok, 85-90% kasus kanker hati disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV), yang dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak, sehingga meningkatkan risiko kanker hati dalam keluarga secara signifikan.

Rekomendasi: Jika orang tua menderita kanker hati dan anak mereka memiliki riwayat hepatitis virus, mereka harus menjalani USG hati dan tes AFP (alfa-fetoprotein) setiap enam bulan untuk deteksi dini.

 

 

 

 


  • RS Khusus Kanker Nasional
  • Bersertifikasi Internasional JCI
  • Pusat Cryoablasi Kanker Asia- Pasifik
  • Pusat Medis, Institut Biomedis dan Kesehatan Guangzhou, Akademik Ilmu Pengetahuan di Tiongkok