RS Fuda Memberikan Harapan bagi Pasien Kanker Ovarium Prancis Setelah 19 Tahun

Sebagai salah satu kanker ginekologi yang paling umum, kanker ovarium terkenal karena angka kematian dan kekambuhannya yang tinggi. Namun, Marie, 53 tahun telah berjuang melawan penyakitnya selama 19 tahun, berulang kali lolos dari kematian dan kini menghadapi masa depan dengan keyakinan baru.

01 Tidak Dapat Terhindar dari "Kutukan" Kambuhnya Kanker Ovarium

Marie, seorang wanita asal Prancis yang elegan, selalu memancarkan pesona profesional meskipun pakaiannya sederhana. Namun, pemeriksaan rutin pada tahun 2005 memberikan pukulan telak: disaat ia berusia 34 tahun, dan ia didiagnosis menderita kanker ovarium. Awalnya, ia menjalani operasi dan terapi hormon estrogen, sehingga tumornya terkendali tanpa mengganggu kehidupannya.

Namun pada 2009, ia mengalami enam kali kekambuhan, sehingga ia menjalani empat kali operasi, dan beberapa kali kemoterapi. Interval antara kekambuhan semakin pendek, dari tahun ke bulan, membuatnya terus-menerus berjuang. Yang paling membuatnya terpukul adalah pada tahun 2023, Dimana kondisinya semakin memburuk. Selama menjalani kemoterapi, ia mengalami alergi parah, sehingga membuatnya terpaksa menghentikan pengobatan.

Marie berkonsultasi dengan dokter di banyak negara Barat dan Afrika Selatan, tetapi tidak ada yang memberinya solusi yang memuaskan selain merekomendasikan kemoterapi lanjutan, yang dapat mengancam jiwa karena berakibat komplikasi. Seiring perkembangan tumor, perutnya dan kakinya bengkak, dan muncul massa di perut, sehingga ia memilih pengobatan herbal.

02 Perawatan Gabungan Fuda Memberi Solusi Baru

Pada Juni 2024, Ia mencari perawatan lebih lanjut, Marie datang ke Tiongkok, khususnya ke Rumah Sakit Kanker Fuda. Dia telah mendengar tentang rumah sakit ini di berbagai tempat, mengetahui bahwa RS Fuda adalah pusat onkologi klinis nasional di Tiongkok dengan reputasi internasional yang baik untuk terapi cryoablasi tumor.

Awalnya ia berencana untuk beristirahat di hotel dan mengunjungi rumah sakit keesokan harinya, namun Marie mendapati kaki dan perutnya sangat bengkak sehingga tubuhnya semakin lemah. Diapun segera menghubungi staf medis Fuda dan, dengan bantuan Amy, sesama relawan pasien kanker, ia langsung dirawat di rumah sakit tersebut. Meski menderita asites, malnutrisi parah, dan anoreksia, perawatan yang tenang dan cermat dari tim medis selama proses pemeriksaan meredakan kecemasan Marie.

Setelah evaluasi menyeluruh, tim multidisiplin merumuskan rencana "terapi kombinasi" yang dipersonalisasi untuknya:

1) Untuk Asites

Pertama, mereka menggunakan parasentesis abdomen untuk menguras cairan dan meredakan gejala setempat. Selain itu, mereka memberikan kemoterapi intraperitoneal hipertermik (HIPEC), yang mengalirkan larutan kemoterapi hangat melalui rongga abdomen untuk mengobati metastasis peritoneal dan menghilangkan asites. Efek gabungan dari panas, perfusi, dan pengobatan menghasilkan hasil yang sinergis, meningkatkan efektivitas pengobatan.

2) Untuk Masa Di Dinding Perut

Marie memiliki beberapa massa padat di dekat bekas luka abdomennya, yang terbesar berukuran sekitar 15mm x 8mm di dekat bekas luka dinding perut atasnya dan yang lainnya berukuran 90mm x 61mm x 36mm di dekat bekas luka simfisis pubisnya. Meskipun telah menjalani perawatan sebelumnya, termasuk pembedahan, kemoterapi, dan pengobatan tradisional Tiongkok, kondisinya terus memburuk. Dokter melakukan biopsi diikuti oleh krioablasi untuk mengurangi beban tumor dan meningkatkan kualitas hidupnya. Patologi pascaoperasi mengonfirmasi adenokarsinoma metastasis (dinding perut), kemungkinan bermetastasis dari adenokarsinoma papiler serosa ovarium aslinya.

3) Perawatan Sistemik

Pemeriksaan menunjukkan bahwa beberapa metastasis peritoneum, omentum, dan mesenterika abdomen dan pelvis Marie telah tumbuh, dan beberapa menempel pada usus di dekatnya dan otot psoas kanan. Ia kemudian menjalani kemoterapi perfusi arteri dan terapi terarah untuk mengendalikan perkembangan tumor dan memperpanjang hidupnya.

Setelah perawatan multidisiplin dan multimoda ini, asites Marie menurun secara signifikan, penanda tumornya, seperti CA-125, berkurang setengahnya, dan ukuran massa berdensitas tinggi di dinding abdomen anteriornya sedikit menyusut. Ia bahkan telah kembali ke statusnya sebagai penggemar olahraga, berubah dari tidak dapat berjalan menjadi berjalan 4-5 kilometer setiap hari, yang merupakan kejutan yang menyenangkan.

03 Tiongkok yang Berbeda, Fuda yang Berbeda

"Pengalaman saya di Tiongkok benar-benar berbeda dari laporan negatif yang pernah saya dengar sebelumnya." Sejak perawatannya dimulai, Marie telah berjuang melawan kerontokan rambut. Setelah mengetahui kekhawatirannya, perawat rumah sakit memberinya potongan rambut yang bergaya, dan relawan Amy memberinya wig, yang membuatnya merasa cantik kembali. Selain perawatan yang penuh kasih sayang, Marie sangat terkesan dengan keahlian medis, lingkungan perawatan, dan tim ahli di Rumah Sakit Kanker Guangzhou Fuda. Menurutnya, teknologi unik dan pendekatan kombinasi multidisiplin di rumah sakit itulah yang menyelamatkannya dari ambang kematian.

Sebelum keluar dari rumah sakit, Marie membeli kue besar dan pergi ke Taman Yuexiu untuk melukis kipas yang dibuat oleh seorang ahli kaligrafi, yang kemudian ia berikan kepada seluruh tim medis untuk berbagi kebahagiaan. Ia juga menulis kartu ucapan terima kasih yang mencantumkan semua nama staf medis untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya dan kehangatan serta perhatian yang telah ditunjukkan "keluarga" ini kepadanya. Meskipun tahu bahwa situasinya masih sulit, Marie tetap berharap dan percaya bahwa Rumah Sakit Kanker Guangzhou Fuda dapat membantunya hidup lebih baik.