Pasien Indonesia Dengan Limfoma Langka: Saya Tidak Merasa Sendirian Melawan Kanker di Tiongkok
None
Date:2025-09-23Author:From:#

Awalnya, Lina (alias) mengira ia hanya terlalu lelah dan kurang istirahat.
Pada musim panas tahun 2024, ia mulai mengalami kurang tidur, kelelahan ekstrem, sering mual dan muntah, serta kehilangan nafsu makan. Tubuhnya menjadi sangat lemah, bahkan bernapas pun menjadi sulit. Ia berkonsultasi dengan banyak dokter dan teman, dan akhirnya, banyak orang merekomendasikan Rumah Sakit Kanker Fuda di Guangzhou, Tiongkok.
Tanpa ragu, ia memutuskan untuk langsung pergi ke Fuda. "Saat itu, saya sudah tidak kuat lagi untuk terus mencari. Karena banyak orang merekomendasikan rumah sakit ini, pasti ada alasannya. Saya pikir, kalau ternyata bukan kanker, itu akan luar biasa; tapi kalau memang kanker, saya akan langsung berobat ke Fuda."
Pada bulan Juli di tahun yang sama, Lina dirawat di Departemen Medis Kedua Rumah Sakit Fuda. Setelah pemeriksaan menyeluruh, ia didiagnosis menderita limfoma ganas abdomen, khususnya limfoma sel B zona marginal ekstranodal, jenis limfoma non-Hodgkin yang relatif langka. Kondisinya telah berkembang menjadi stadium IIIS.
Menurut klasifikasi Lugano, stadium IIIS berarti tumor telah melibatkan daerah kelenjar getah bening di atas diafragma dan limpa. Stadium ini menunjukkan bahwa penyakit telah menyebar ke luar area lokal, tetapi belum menyebar luas ke organ ekstranodal lain seperti hati, sumsum tulang, atau paru-paru.

Berdasarkan patologi dan evaluasi stadium yang komprehensif, tim medis merancang rencana perawatan R-CHOP yang dipersonalisasi untuknya. Setelah tiga siklus terapi terarah yang dikombinasikan dengan kemoterapi intravena, penyakitnya terkontrol secara efektif.
Para dokter kemudian menyesuaikan perawatannya, memilih metode yang lebih tepat: kemoterapi infus intra-arteri. Alih-alih bersirkulasi ke seluruh tubuh, obat kemoterapi disalurkan langsung melalui arteri ke jaringan tumor. Hal ini meningkatkan konsentrasi obat lokal sekaligus mengurangi efek samping sistemik. Perawatan ini terbukti lebih manjur, dengan efek samping yang lebih sedikit.
Setelah beberapa siklus, hasil CT scan Lina membawa kabar baik: kelenjar getah beningnya menyusut, beberapa bahkan menghilang, lesi di rongga perutnya mengecil, dan cairan di dada serta perutnya hampir menghilang. Ia juga merasakan kondisi tubuhnya membaik dari hari ke hari: "Sekarang saya jauh lebih sehat daripada sebelumnya—saya bahkan merasa kuat saat berjalan."
"Di tempat ini, saya tidak pernah merasa sendirian."
Yang paling menghangatkan Lina selama perjalanan kankernya yang berat, membuatnya berseru bahwa ia merasa "tidak pernah sendirian," bukan hanya perawatan yang canggih, tetapi juga orang-orang yang ia temui. Di Fuda, ia bertemu banyak pasien dari Indonesia. Mereka sering berkumpul, saling menyemangati, dan berbagi pengalaman. Bersama dukungan dari keluarga dan perawatan penuh dedikasi dari staf medis, ia merasakan kehangatan yang melampaui batas.
Kini, Lina telah menyelesaikan seluruh kemoterapi dan memasuki tahap pemeliharaan, mengandalkan imunoterapi dan obat-obatan yang ditargetkan untuk mencegah kekambuhan. Sambil tersenyum, ia berkata: "Saya ingin pulih dengan baik dan menjadi salah satu bintang pejuang kanker di Fuda!"
Dan kami pun berkomitmen untuk mendampinginya dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih sehat.
- Irreversible Electroporati..
- Argon- Helium Cryoablasi..
- Transarteri Kemoterapi Int..
- Combined Immunoterapi Untu..
- Brachyterapi..
- Photodynamic Terapi (PDT)..
- Microwave Hiperthermia..
-
RS Khusus Kanker Nasional -
Bersertifikasi Internasional JCI -
Pusat Cryoablasi Kanker Asia- Pasifik -
Pusat Medis, Institut Biomedis dan Kesehatan Guangzhou, Akademik Ilmu Pengetahuan di Tiongkok
